Dislokasi sendi adalah kondisi yang terjadi ketika ujung tulang di sebuah sendi terpisah dari tempatnya yang semestinya. Ini bisa terjadi pada hampir semua sendi dalam tubuh, termasuk sendi lutut, bahu, siku, dan pergelangan tangan.

Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, kehilangan gerakan normal, dan bahkan kerusakan pada jaringan di sekitar sendi. Namun, mengapa sendi menjadi rentan terhadap dislokasi?

Ketahui Anatomi Sendi

Pertama-tama, untuk memahami mengapa sendi rentan terhadap dislokasi, penting untuk memahami anatomi sendi. Sendi terdiri dari ujung tulang yang dilapisi dengan lapisan tulang rawan, dikelilingi oleh kapsul sendi yang kuat, dan dilengkapi dengan ligamen yang mempertahankan stabilitas.

Ligamen ini berperan penting dalam mencegah pergerakan sendi melebihi batas normalnya. Namun, ketika tekanan yang diterapkan pada sendi melebihi kekuatan ligamen, dislokasi bisa terjadi.

Penyebab Sendi Rentan Terhadap Dislokasi

Trauma

Penyebab paling umum dari dislokasi sendi adalah trauma fisik, seperti kecelakaan mobil, jatuh, atau olahraga kontak. Ketika sendi mengalami tekanan yang kuat atau gerakan yang ekstrem, ligamen bisa meregang atau bahkan putus, memungkinkan ujung tulang untuk keluar dari tempatnya yang semestinya.

Hal ini terutama umum terjadi pada sendi yang sering digunakan untuk melakukan gerakan ekstrem, seperti sendi lutut pada atlet yang bermain sepak bola atau basket.

Kelemahan Struktural

Beberapa individu memiliki kelemahan struktural pada sendi mereka yang membuat mereka lebih rentan terhadap dislokasi.

Misalnya, beberapa orang memiliki bentuk tulang atau kapsul sendi yang tidak normal sejak lahir, atau mungkin mengalami cedera sebelumnya yang menyebabkan kerusakan pada ligamen atau struktur pendukung lainnya. Kelemahan ini dapat meningkatkan risiko dislokasi bahkan dengan trauma ringan.

Gangguan Sendi

Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko dislokasi sendi. Contohnya adalah gangguan genetik seperti sindrom hiperlaksitas sendi atau sindrom Ehlers-Danlos, di mana ligamen dan jaringan ikat lainnya cenderung lebih longgar dan rentan terhadap cedera.

Selain itu, gangguan neurologis seperti epilepsi atau penyakit Parkinson dapat menyebabkan spasme otot yang tidak terkendali, yang pada gilirannya dapat memicu dislokasi sendi.

Tindak Pencegahan

Meskipun dislokasi sendi tidak selalu dapat dihindari sepenuhnya, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya.

Ini termasuk memperkuat otot di sekitar sendi dengan latihan fisik yang terarah, menghindari aktivitas yang meningkatkan risiko cedera, dan menggunakan peralatan pelindung saat berpartisipasi dalam olahraga atau aktivitas yang berisiko tinggi.

Bisa juga memperkuat sendi dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin khusus sendi. Namun, Anda tidak bisa mengonsumi secara sembarangan. Konsultasikan kepada dokter atau apoteker ahli agar suplemen dan vitamin khusus sendi yang dipilih benar-benar tepat dan aman.

Kini, telah hadir layanan call center HALO PAFI yang diluncurkan oleh Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI). Anda bisa menghubungi nomor yang ada untuk pengaduan dan keluhan kefarmasian, informasi obat farmasi hingga lowongan kerja kefarmasian serta info tenaga teknis kefarmasian.

Cari tahu informasi selengkapnya melalui laman resmi pafikotalhoksukon.org. Semoga bermanfaat!

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *