Idul Adha tidak hanya identik dengan ibadah kurban dan kisah Nabi Ibrahim, tetapi juga menjadi momen penuh kehangatan keluarga yang dirayakan dengan aneka hidangan lezat. Di berbagai negara Timur Tengah, perayaan ini terasa istimewa karena hadirnya ragam kuliner berbahan dasar daging kambing atau sapi yang dimasak dengan resep turun-temurun.

Bagi pencinta makanan tradisional, momen ini adalah surga rasa yang tak boleh dilewatkan. Untuk Anda yang ingin menjelajahi rasa khas perayaan Idul Adha, artikel ini adalah Rekomendasi & Review Kuliner terbaik dari kawasan Timur Tengah yang bisa jadi inspirasi bahkan untuk disajikan di rumah. Mari simak bersama!

Hidangan Khas Idul Adha dari Berbagai Negara Timur Tengah

1. Mandi Rice – Yaman dan Arab Saudi

Mandi rice adalah sajian nasi khas Yaman dan sangat populer di Arab Saudi serta negara Teluk lainnya. Hidangan ini terdiri dari nasi berbumbu rempah seperti kapulaga, kayu manis, dan cengkeh, yang dimasak bersama daging kambing atau domba yang telah dipanggang atau dikukus.

Proses memasaknya membutuhkan kesabaran karena nasi dan daging dimasak dalam satu pot tertutup (kadang menggunakan metode underground cooking di Yaman). Hasilnya adalah daging yang sangat empuk dan nasi yang kaya rasa serta aroma.

2. Maqluba – Palestina dan Yordania

Maqluba berarti “dibalik” dalam bahasa Arab, dan nama ini menggambarkan cara penyajiannya. Hidangan ini terdiri dari lapisan nasi, daging (biasanya domba atau ayam), serta sayuran goreng seperti terong dan kembang kol.

Setelah matang, panci dibalik ke atas piring besar hingga membentuk tumpukan cantik seperti kue lapis. Maqluba menjadi pilihan utama saat berkumpul bersama keluarga besar saat Idul Adha karena penyajiannya yang unik dan rasanya yang menggoda.

3. Kebab dan Kofta – Iran, Lebanon, Turki

Tak ada perayaan Idul Adha tanpa kehadiran kebab atau kofta di meja makan Timur Tengah. Kebab, yang berupa potongan daging panggang, dan kofta, yang merupakan olahan daging cincang berbumbu dan dibentuk seperti sate, adalah menu wajib di banyak rumah.

Di Iran, kebab disajikan bersama nasi saffron dan tomat panggang, sedangkan di Lebanon, kofta biasanya dimasak dengan saus tomat atau tahini.

4. Harees – Uni Emirat Arab dan Oman

Harees adalah makanan berbahan dasar gandum dan daging (biasanya domba) yang dimasak hingga menjadi bubur kental. Makanan ini sangat populer di UEA dan Oman, khususnya saat Ramadan dan Idul Adha.

Dimasak selama beberapa jam, harees disajikan hangat dengan tambahan mentega dan terkadang kayu manis. Meski terlihat sederhana, hidangan ini sangat mengenyangkan dan kaya nutrisi.

5. Thareed – Qatar dan Arab Saudi

Thareed adalah sup roti tradisional yang terdiri dari potongan roti pipih (khubz) yang dicelupkan ke dalam kuah kari daging dan sayur. Hidangan ini disebut-sebut sebagai favorit Nabi Muhammad SAW sehingga banyak keluarga Muslim di Timur Tengah menyajikannya saat hari besar Islam.

Kuahnya yang gurih dan rempah yang meresap ke roti membuat thareed menjadi sajian yang menghangatkan hati dan perut.

6. Kibbeh – Lebanon dan Suriah

Kibbeh adalah bola-bola daging cincang yang dicampur bulgur (gandum pecah) dan rempah-rempah, lalu digoreng atau dipanggang. Dalam tradisi Lebanon dan Suriah, kibbeh sering dihidangkan saat perayaan besar seperti Idul Adha.

Ada juga versi kibbeh mentah (kibbeh nayyeh) yang dimakan seperti sashimi, menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap kualitas daging segar hasil kurban.

7. Fattah – Mesir

Di Mesir, Idul Adha dirayakan dengan menyajikan fattah: perpaduan nasi, roti goreng, dan daging kambing atau sapi, disiram dengan saus bawang putih dan cuka.

Fattah mencerminkan pengaruh kuliner Mesir kuno dan tetap menjadi sajian utama saat hari raya kurban, dimakan bersama keluarga besar setelah shalat Ied.

Menyatu dalam Tradisi, Menghormati Nilai

Kuliner khas Idul Adha di Timur Tengah bukan hanya soal rasa yang kaya dan lezat, melainkan juga simbol kebersamaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap tradisi.

Masing-masing hidangan memiliki cerita dan nilai yang mendalam—baik dari sisi religius, historis, maupun budaya. Misalnya, penggunaan daging kurban sebagai bahan utama adalah bentuk implementasi nilai berbagi dalam Islam.

Tak hanya itu, proses memasak yang memakan waktu lama sering kali dilakukan bersama-sama, menciptakan momen berharga antar anggota keluarga. Dari memasak hingga menyantapnya bersama, semua bagian dari tradisi ini memperkuat ikatan sosial yang semakin penting di tengah dunia modern yang serba cepat.

Perayaan Idul Adha di Timur Tengah bukan hanya identik dengan ibadah dan kurban, tetapi juga dengan sajian kuliner khas yang kaya rasa dan nilai budaya.

Dari mandi rice yang harum hingga harees yang mengenyangkan, semua hidangan tersebut adalah manifestasi kecintaan pada tradisi dan kebersamaan keluarga.

Mencicipi atau bahkan mencoba memasaknya di rumah bisa menjadi cara menarik untuk ikut merasakan semangat Idul Adha khas Timur Tengah. Jadi, tahun ini, tak ada salahnya menambahkan sentuhan Timur Tengah di meja makan Anda. Semoga ulasan ini bermanfaat!

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *